AGROWANGI SOCIAL ENTREPRENEURSHIP

AGROWANGIsociopreneur adalah kemitraan usaha berbasis masyarakat dengan tujuan meningkatkan nilai sosial-ekonomi sehingga terjaga dari kerentanan sosial, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan ketaqwaan. Objek usaha yang dikembangkan antara lain: kemitraan ternak kambing/domba, kemitraan ternak sapi, kemitraan hortikultura dan beberapa kemitraan usaha lain yang selaras dengan potensi dan kearifan lokal.
ALAMAT: Dusun Krajan RT/RW. 03/01 Desa Sembulung Kec. Cluring Kab. Banyuwangi. EMAIL: agrowangi2011@gmail.com TELP/WhatsApp: 0821 4100 5157

Kamis, 09 Juni 2016

SOCIAL ENTREPRENEURSHIP

Richard Cantillon (1755) menyatakan entrepreneur adalah seseorang yang mengelola perusahaan atau usaha dengan mendasarkan pada akuntabilitas dalam menghadapi resiko yang terkait ( a person who undertakes and operates a new enterprise or venture and assumes some accountability for inherent risk).
Sedangkan sosial entrepreneur adalah seorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial ( social change) terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare ), pendidikan dan kesehatan ( health care ).
Perbedaan mendasar antara business entrepreneurs dan social entrepreneurs terletak pada target capaian serta indikator keberhasilan. Business entrepreneurs mengukur keberhasilan dari kinerja keuangan (keuntungan ataupun pendapatannya), sedangkan social entrepreneurs keberhasilannya di ukur dari manfaat yang di rasakan oleh masyarakat. Saat anda memiliki usaha yang berorientasi murni bisnis, target keberhasilan terletak pada berapa besar usaha atau bisnis anda menghasilkan pundi rupiah bagi anda, sedangkan dalam social entrepreneurship, keberhasilan usaha anda lebih di ukur pada seberapa besarkah usaha anda berkontribusi terhadap perbaikan kualitas hidup para pihak pelaksana usaha tersebut, terutama yang berkaitan dengan kesehatan, perbaikan gizi serta pendidikan, dll. Juga termasuk anggota keluarga dari para pelaku usaha tersebut. Itulah yang menjadi orientasi dari social entrepreneurship.
J.B Say (1803) mengartikan entrepreneur adalah seorang yang mampu meningkatkan nilai sumberdaya ekonomi ke tingkatan yang lebih tinggi, baik produktivitasnya maupun nilainya ( a person who creates value by shifting economic resources out of an area of lower and into an area of higher productivity and greater yield).
Sedangkan entrepreneurship menurut Kao and Stevenson (1985), entrepreneurship is an attemp to create value through recognition of business opportunity. Bill Dryton (2006), memaknai social entrepreneur sebagai agen yang dalam melakukan pekerjaannya, penuh loyalitas dan komitmen yang tinggi untuk memperbaiki kondisi sosial masyarakat, entrepreneur bukan hanya menjadi sebuah pekerjaan namun lebih menjadi bagian hidup yang di perjuangkan ( social entrepreneur need and deserve loyalty, their work is not a job, it is their life).
Kita ketahui bersama bahwa social entrepreneur memiliki tujuan keberhasilan yang lebih luas dari bisnis entrepreneur. Jika bisnis entrepreneur mengukur keberhasilan pada kinerja keuangan maka sosial entrepreneur mengukur keberhasilannya lebih pada dampak positif yang di peroleh masyarakat dari kegiatan entrepreneurship tersebut. Setyanto (2007) dalam esainya " Peran Entrepreneurship dalam Pembangunan", menyatakan bahwa sosial entrepreneurship sangat berperan dalam pembangunan ekonomi karena mampu membuka daya cipta nilai - nilai sosial dan ekonomi diantaranya : pertama, menciptakan kesempatan kerja. Sosial entrepreneurship mampu meningkatkan secara signifikan peluang kerja bagi masyarakat luas karena sosial entrepreneurship lebih mengedepankan dampak positif dari kegiatan entrepreneurship pada masyarakat luas dari pada kinerja keuangan. Semakin banyak masyarakat yang memperoleh manfaat dari kegiatan ini, semakin berhasil kegiatan entrepreneurship yg di jalankan. Pola pikir pemberdayaan menjadikan kegiatan ini akan membuka peluang yang lebih besar pada penciptaan peluang kerja.
Kedua, inovasi dan kreasi. Seorang sosial entrepreneur di tuntut untuk memiliki loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap kegiatan sosial entrepreneurship, mengingat sosial entrepreneur bukan hanya menjadi sebuah pekerjaan namun lebih pada bagian hidup sebagaimana pernyataan Dryton (2006), " social entrepreneur need and deserve loyalty, their work is not a job, it is their life". Pada titik ini, seorang entrepreneur akan memiliki peluang untuk melakukan inovasi dan kreasi tanpa batas karena mereka melakukan segalanya dengan segenap jiwa dan raga, berjuang sepenuh hati dengan kesungguhan untuk menciptakan perbaikan sosial dalam masyarakat.
Ketiga, modal sosial. Sosial entrepreneurship merupakan kegiatan yang sangat strategis dalam menciptakan modal sosial. Modal sosial ini diantaranya adalah nilai nilai saling pengertian ( shared value), kepercayaan (trust) dan budaya kerjasama ( a culture of cooperation). Sosial entrepreneurship selalu melibatkan banyak orang dengan orientasi perbaikan kesejahteraan bagi banyak orang dalam kegiatan entrepreneurship-nya, jadi kegiatan ini memungkinkan interaksi dan lahirnya nilai dalam kegiatan ekonomi kemitraan. Semua itu adalah modal sosial yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembangunan ekonomi dan pengentasan kemiskinan. Bank dunia menyatakan bahwa permasalahan kritis dalam penanggulangan kemiskinan adalah adanya modal sosial yang tidak memadai karena semakin terkikisnya nilai sosial yang ada di masyarakat.
Ke empat, Peningkatan Kesetaraan. Saya pikir ini merupakan hal yang sangat jelas. Sosial entrepreneurship sangat berorientasi pada peningkatan kesejahteraan semua pelaku kegiatannya, jadi dengan pola pikir seperti ini, gap atau kesenjangan pendapatan yang ada antara para pelaku dapat di per kecil dengan sebuah tujuan untuk sejahtera bersama. Kesetaraan ini bukan hanya pada relasi upper- lower namun juga pada relasi gender. Penghapusan Perbedaan pola pengubahan antara laki laki dan perempuan dengan jenis pekerjaan yang sama adalah sebuah upaya strategis dalam mewujudkan kesetaraan. Kita semua tahu bahwa perbedaan pengupahan pada perempuan dengan nilai yang lebih rendah menjadi salah satu faktor munculnya feminisasi kemiskinan.
Pada Akhirnya, saya berpendapat bahwa sosial entrepreneurship menjadi sebuah pilihan gerakan yang sangat strategis dalam mewujudkan perbaikan kondisi sosial terutama dalam pengentasan kemiskinan. Tentunya pilihan usaha dan modelnya sangat bergantung pada kondisi lokalitas masing masing daerah. " Berbuatlah yang Terbaik Pada Titik Dimana Engkau Berdiri, Itulah Sesungguhnya Sikap yang Realistis". (Andrea Hirata). "Khairunnas Anfa'uhum Linnas, Sebaik baik Manusia Diantaramu Adalah Yang Paling Banyak Memberi Manfaat Bagi Orang Lain" ( HR. Bukhari Muslim).
AGROWANGI Social Entrepreneurship adalah kemitraan usaha dengan melibatkan masyarakat ekonomi lemah dengan tujuan meningkatkan nilai sosial-ekonomi dari mitra usaha agar terjaga dari kerentanan sosial, ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Adapun objek usaha yang telah dirintis dan dikembangkan antara lain: kemitraan ternak kambing/ domba, kemitraan ternak sapi, kemitraan hortikultura dan beberapa kemitraan usaha lain yang sesuai dengan potensi dan kearifan lokal masyarakat setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar